Benarkah Pemanis Buatan Juga Dapat Sebabkan Diabetes?

Ilmuwan mengatakan bahwa penyakit diabetes sangat mengkhawatirkan

Ken Karen
Kamis, 25 Agustus 2022 | 17:37 WIB
Benarkah Pemanis Buatan Juga Dapat Sebabkan Diabetes?
Pemanis Buatan dapat sebabkan diabetes (Freepik)

Diabetes atau yang sering dikenal dengan nama penyakit gula adalah salah satu penyakit yang dipicu oleh tingginya kadar gula darah yang menumpuk di tubuh. Penumpukan ini, membawa tubuh mengalami diabetes, baik basah maupun kering.

Pada awalnya, banyak yang menyangka kadar gula yang tinggi di dalam tubuh penderita diakibatkan karena penderita berlebihan dalam mengkonsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi, namun, baru baru ini ditemukan fakta lain, yaitu pemanis buatan juga dapat menjadi pemicu penyakit diabetes ini.

Hal ini menyebabkan para ilmuwan mulai gencar memperingatkan bahwa beberapa pemanis buatan dapat mengubah mikroba tubuh dengan cara yang mengubah kadar gula darah, menurut data baru yang diterbitkan dalam jurnal "Cell" dan dilaporkan oleh South West News Service.

Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Pasalnya, pengganti gula seperti aspartame dan sakarin telah banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti pembuatan makanan penutup, makanan siap saji dan kue dan bahkan dapat ditemukan dalam permen karet dan pasta gigi.

Baca Juga:3 Alasan Buah Pepaya Berbahaya untuk Dikonsumsi Penderita Diabetes

Produsen produk pengganti gula pun sudah sejak lama menekankan bahwa produk mereka tidak akan menimbulkan efek samping berupa diabetes. Selama itu juga lah para ilmuan sama sekali tidak menemukan efek samping dari produk-produk itu. Hal inilah yang kemudian membuat penggunaan produk pengganti gula seperti sakarin dan aspartame tetap diperbolehkan.

Namun, data baru yang ditemukan para ilmuwan menunjukkan hasil yang berbeda sehingga masyarakat diminta berhati hati saat menggunakan produk pengganti gula.

"Pada subjek yang mengonsumsi pemanis non-nutrisi, kami dapat mengidentifikasi perubahan yang sangat berbeda dalam komposisi dan fungsi mikroba usus dan molekul yang mereka keluarkan ke dalam darah tepi," penulis senior dan profesor Eran Elinav dari Pusat Kanker Nasional Jerman.

Ia juga menambahkan bahwa data yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa usus manusia perlahan menjadi sedikit responsive dengan produk pengganti gula tersebut.

“Ketika kami melihat konsumen pemanis non-nutrisi sebagai kelompok, kami menemukan dua pemanis non-nutrisi – sakarin dan sukrosa – secara signifikan berdampak pada toleransi glukosa pada orang dewasa yang sehat.

“Menariknya, perubahan pada mikroba sangat berkorelasi dengan perubahan yang dicatat dalam respons glikemik orang,” jelas Elinav.

Tim profesor mengidentifikasi fenomena yang sama dengan tikus pada tahun 2014. Penasaran tentang apa yang akan terjadi pada manusia, Elina dan rekan menyaring lebih dari 1.300 orang dan menemukan 120 orang yang sangat menghindari pemanis buatan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Hasil percobaan pada akhirnya menunjukkan bahwa perubahan mikrobioma sebagai respons terhadap konsumsi manusia terhadap pemanis non-nutrisi “mungkin, kadang-kadang, menyebabkan perubahan glikemik pada konsumen dengan cara yang sangat personal,” simpul profesor, yang menambahkan bahwa efek pemanis dapat bervariasi. per individu karena komposisi unik dari mikrobioma seseorang.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh American Journal of Preventive Medicine pada bulan Maret juga menemukan bahwa vaping dapat menyebabkan gula darah tinggi dan diabetes

Karena berbagai hal ini lah, kamu dianjurkan untuk mengurangi pemakaian pemanis buatan dan tetap mengontrol konsumsi gula harian mu agar kamu tetap bisa terhindar dari diabetes.

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak