Ratu Elizabeth II menjalani masa mudanya saat Perang Dunia II berkecamuk. Pada 13 September 1940 tak lama setelah pesawat-pesawat Nazi Jerman melakukan kampanye bom di kota-kota Inggris, Ratu Elizabeth II sampai harus diungsikan.
Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret saat itu harus dievakuasi dari London setelah bom pesawat Nazi Jerman jatuh di Istana Buckingham, London, Inggris.
Orang tua Ratu Elizabeth II, Raja George VI dan istri saat itu memilih tidak meninggalkan Istana Buckingham. Sementara Elizabeth II dan Margaret diungsikan ke Kastil Windsor, 20 mil dari London. Saat itu Elizabeth II masih berusia 13 tahun.
"Ribuan dari Anda di negara ini harus meninggalkan rumah dan terpisah dari orang tua. Saya dan adikku Margaret Rose juga merasakan hal sama. Kami mengirimkan pesan simpati yang tulis pada Anda semua," kata Elizabeth II dalam pidatonya seperti dikutip dari nationalww2museum.org
Baca Juga:Sempat Hilang, Pria Ini Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai
Saat usianya menginjak 16 tahun, Elizabeth memulai karier pertamanya sebagai resimen militer. Ia saat itu mendapat pangkat kolonel kehormatan Pengawal Grenadier.
Pada usia ke-18, Perang Dunia II tengah memasuki masa paling genting. Elizabeth pun saat itu bersikeras untuk bisa menjadi anggota Auxiliary Territorial Service (ATS), cabang wanita Angkatan Darat Kerajaan Inggris.
Selama pecah Perang Dunia, Kerajaan Inggris mewajibkan seluruh wanita untuk tergabung dalam organisasi militar.
Dalam aturan itu disebutkan bahwa wanita di bawah 30 tahun diwajibkan bergabung dengan angkatan bersenjata.
Sang ayah, Raja George VI saat itu sebenarnya sudah menegaskan bahwa putrinya tersebut jangan diberi pangkat khusus di Angkatan Darat Inggris.
Baca Juga:Profil Raja Charles III, Pemimpin Baru Inggris yang Gantikan Ratu Elizabeth II
Namun kemudian, Elizabeth tetap meminta kariernya militer mendapat pangkat. Ia pun kemudian sempat dipromosikan menjadi Komando Junior setara dengan kapten di resimen ATS.
Maret 1945, Elizabeth II kemudian mendapat pelatihan khusus sebagai mekanik kendaraan tempur Inggris. Ia juga sempat mengikuti kursus mengemudi dan perawatan kendaraan tempur di Aldershot.
Sejumlah media Inggris saat itu memiliki julukan tersendiri untuk Elizabeth yakni "Putri Mekanik Mobil"
Dalam resimen ATR, ada sejumlah pekerajaan untuk tentara wanita sepeti menjadi juru masak, juru telepon, pengemudi, pekerja pos, operator lampu sorot, mekanik serta inspektur amunisi.
Bahkan ada sebagian personel ATR yang bertugas sebagai bagian dari pasukan anti pesawat. Pekerjaan ini sangat berbahaya. Tercatat ada 335 wanita ATR yang terbunuh saat menjalani tugas tersebut.
Pada 8 Mei 1945 saat Perang Dunia II berakhir, ribuan orang turun ke jalanan kota London. Di Istana Buckingham, Raja dan Ratu menyambut warga kota London.
Di momen itu, Elizabeth saat itu menyelinap dan tampil dengan seragam tentara Angkatan Darat Inggris dan ikut merayakan berakhirnya Perang Dunia II di jalanan kota London bersama sang adik, Putri Margaret.
"Saya pikir saat itu adalah malam paling berkesan dalam hidup saya," kenang Elizabeth II seperti dikutip dari BBC.