Seorang sopir ojek online (Ojol) bernama Sony Rizal Taihiti tewas dibunuh secara mengenas di Depok pada Januari 2023.
Dari penyelidikan polisi, pelaku pembunuhan ternyata Bripda HS yang masih berstatus anggota Densus 88.
"Pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko seperti dikutip dari Suara.com
Atas perbuatannya, Bripda HS dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang tindakan pembunuhan dengan sengaja dan terancaman hukuman 15 tahun penjara.
Baca Juga:Takjub Pertama Kali Melihat Salju, Kiky Saputri Mengaku Jadi Norak Liburan ke Eropa
Lantas seperti apa sejarah Densus 88 yang menjadi satuan tugas bagi Bripda HS? Berikut ulasannya
Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Densus 88 AT Polri adalah satuan khusus kontraterorisme Polri.
Dikutip dari berbagai sumber, Densus 88 didirikan pada 26 Agustus 2000 oleh Komjen. Pol (Purn) Gregorius Mere. Satuan tugas Densus 88 ini kemudian diresmikan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol (Purn) Firman Gani.
Sebelum berubah nama menjadi Densus 88 AT Polri, satuan khusus ini awalnya memiliki nama yang berbeda dan hanya beranggotakan 76 orang yang dipimpin oleh Jenderal Polisi. (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian.
Saat itu, Tito Karnavian menjabat sebagai pimpinan dari Satgas Bom Bareskrim Polri yang bekerja sama dengan Direktorat VI/Anti Teror Bareskrim Polri.
Baca Juga:Rilis Februari 2023, Ini Dia 8 Game Baru yang Seru untuk Dimainkan
Angka 88 berasal dari kata A.T.A. atau Anti-Terrorism Act, yang jika dilafalkan dalam bahasa Inggris berbunyi Ei Ti Ekt. Pelafalan ini terdengar seperti Eighty Eight.