Siapa yang tak kenal dengan keris Mpu Gandring. Bagi orang Indonesia, keris yang melegenda ini dipelajari sejak bangku sekolah. Keris Mpu Gandring identik dengan sosok bernama Ken Arok dan berawalnya kerajaan Singhasar di Malang, Jawa Timur.
Seperti cerita keris Mpu Gandring yang banyak makan korban jiwa termasuk si pembuat. Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sakti bernama Mpu Gandring.
Keris ini dibuat atas permintaan Ken Arok. Dari sejumlah literasi, Ken Arok ini disebut sebagai seorang penyamun. Namun bagi seorang Brahmana bernama Lohgawe, Ken Arok dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu.
Konon, Ken Arok meminta dibuatkan keris sakti hanya dalam waktu satu malam dari Mpu Gandring. Tentu saja permintaan seperti ini tidak masuk akal. Namun, dengan kesaktiannya, Mpu Gandring mampu membuat keris tersebut.
Baca Juga:Viral Video Mama Muda yang Buka Rental PS, Pelaku Pencabulan Bocah? Netizen: Kaya Uler Keket
Namun ada versi lain yang tercatat di serat Pararaton, bahwa sebenarnya Ken Arok meminta Mpu Gandring membuat keris selama lima bulan. Awalnya waktu lima bulan juga tidak disanggupi oleh Mpu Gandring.
Ini menjadi awal mula keris ini menjadi senjata berdarah dan dianggap memiliki kutukan. Begitu keris ini selesai, mpu Gandring menyelesaikan pekerjaan dengan membuat sarung keris.
Namun sarung keris belum selesai dibuat, Ken Arok menganggap Mpu Gandring ingkar janji. Ken Arok pun mencoba ketajaman keris itu dengan menusukkan ke Mpu Gandring. Ken Arok berdalih itu untuk menguji kesakitan keris tersebut.
Korban pertama keris ini justru si pembuatnya, Mpu Gandring. Konon sebelum hembuskan nafas terakhir, Mpu Gandring sempat melontarkan sumpah bahwa keris buatannya itu akan menjadi benda terkutuk.
"Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama." ucap Mpu Gandring.
Baca Juga:Pasca Viral karena Dianggap Tempelkan Payudara, Talpav Kembali Eksis dengan Video seperti Ini
Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari.
Setelah Mpu Gandring, keris ini digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Ia adalah kepala daerah di Tumapel. Saat itu, Tumapel menjadi bagian dari Kerajaann Kadiri yang diperintah Kertajaya.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung lantaran jatuh cinta istrinya, Ken Dedes. Saat itu, Ken Arok berstatus orang kepercayaan Tunggul Ametung.
Apakah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung hanya sekedar untuk merebut Ken Dedes? Ternyata tidak, dikutip dari berbagai sumber, motivasi Ken Arok membunuh Tunggul Ametung berawal dari ucapan Lohgawe.
Lohgawe sempat mengatakan kepada Ken Arok, bahwa siapa saja yang bisa memperistri Ken Dedes, niscaya ia bisa menjadi raja dunia. Ada ambisi kekuasaan dari seorang penyamun seperti Ken Arok untuk bisa menjadi raja.
Meski seorang penyamun, Ken Arok bukan orang bodoh. Ia memiliki strategi politik yang cukup licik sebelum bunuh Tunggul Ametung. Sebelum jalankan rencananya, Ken Arok sengaja meminjamkan keris itu kepada rekannya, Kebo Ijo.
Hal itu sengaja dilakukan Ken Arok agar nantinya saat ia bunuh Tunggul Ametung, Kebo Ijo yang akan dipersalahkan. Strateginya berjalan mulus. Kebo Ijo jadi tersangka tunggal pembunuhan Tunggul Ametung. Konon, Kebo Ijo harus tewas dibunuh oleh Ken Arok menggunakan keris tersebut.
Ken Arok kemudian ke puncak kekuasaan. Tidak haya menguasai Tumapel, ia bahkan mampu menaklukan Kerajaan Kediri dan mendirikan Kerajaan Singhasari.
Sepandai-pandainya tupai meloncat pasti akan jatuh jua. Peribahasa ini cocok untuk Ken Arok.
Kematian Tunggul Ametung menjadi bara dendam bagi Anuspati. Anuspati adalah anak Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Setelah mendapat fakta sebenarnya bahwa sang ayah dibunuh Ken Arok, Anuspati merencanakan aksi balas dendam.
Ken Arok pada akhrinya merenggang nyawa. Ia tewas dieksekusi dengan keris tersebut oleh Ki Pengalasan, pendekar sakti sewaan Anuspati. Namun cerita belum berakhir.
Keris itu kemudian juga menjadi senjata untuk membunuh Anuspati. Ia tewas dieksekusi oleh Tohjaya, anak Ken Arok dengan Ken Umang.
Begitu Tohjaya jadi raja, kondisi Singhsari pun tidak damai. Terjadi ketidakpuasaan dan intrik antara keluarga kerajaan. Tohjaya pun akhirnya tewas. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.