Kapan listrik pertama kali masuk ke Indonesia? Masuknya aliran listrik ke wilayah Indonesia tidak bisa dilepaskan perusahaan asal Belanda bernama Gas Overzeese-Electriciteitsmaatschappij (OGEM).
Awalnya OGEM memiliki nama Perusahaan Gas Hindia Belanda (Nederlandsch Indische Gasmaatschappij, disingkat NIGM). Perusahaan ini pertama beroperasi di luar Jawa pada 1920.
Sejumlah daerah di Indonesia pada periode 1920 mulai dari Gorontalo, Medan, Tanjung Karang, Ujung Padang dan Manado mulai menjadi wilayah kerja NIGM.
Pada zaman kolonial Belanda, listri menjadi barang mewah pada zamannya. Tidak semua rumah mendapatkan aliran listrik.
Baca Juga:Sejarah Densus 88 yang Anggotanya Jadi Pelaku Pembunuhan Sopir Ojol di Depok
Sejarah awal penyediaan pasokan listrik secara komersial di Indonesia diawali dengan selesainya pembangunan pembangkit tenaga listrik di Gambir, Jakarta yang bernama Electriciteit Batavia, selesai pada 1893.
Aliran listrik dimulai pada akhir abad ke-19. Mengenai rentang waktu pembangunan tenaga listrik di Indonesia memiliki catatan yang berbeda-beda.
Jika di Jakarta kelistrikan sudah mulai dibangun sejak 1893, di Medan mulai efektif pada 1903. Sementara di Surabaya mulai pada kisaran 1907.
Lalu seperti dikutip dari bandarjakarta.wordpress.com, pada 1902 seorang Belanda bernama HR du Mosch mendapat izin pengelolaan listrik secara komersial untuk Bandung dan Cimahi.
Izin ini baru didapat pada 1905 dan kemudian dialihkan ke Bandoengsche Electriciteits Maatschappij. Pada tahun 1904 Schoutendorp menperoleh izin pengelolahan kelistrikan untuk Semarang, Surabaya, Malang, dan Pasuruan.
Baca Juga:Apa Itu G20? Seperti Apa Sejarah dan Siapa Negara Anggotanya?
Lantas sebuah anak perusahaan NIGM yakni Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM) mendapat izin pengelolaan listri di Salatiga pada 1913, setahun kemudian di Yogyakarta dan Kota Gede.
Di era kolonial Belanda sebelum Perang Dunia II telah diterbitkan 120 izin pengelolaan listrik secara komersial untuk 325 wilayah di Indonesia.