Ganjar Pranowo menyebut bahwa penolakan dirinya terhadap Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 2023 yang berbuntut Indonesia dicoret sebagai tuan rumah menjadi salah satu bagian dari loyalitas kepada partainya, PDI P.
"Setidaknya iya," ucap Ganjar Pranowo saat jadi bintang tamu di kanal Youtube Najwa Shihab, Selasa 4 Maret 2023.
"Tidak hanya loyalitas kepada partai, tapi juga sikap kita kepada konstitusional bahkan regulasi dan peraturan menteri sangat jelas. Ini aturan lho. Kalau tidak saya melanggar. Melanggar saya," lanjut Ganjar.
Najwa Shihab lantas singgung apakah loyalitas ini ditunjukkan kepada PDI P karena tiket untuk calon presiden belum keluar dari partai?
Ganjar tegaskan bahwa ia tidak ada urusan soal pencapresan. Ia hanya menyebut bahwa dirinya sebagai kader partai dan pemimpin daerah.
"Hari ini saya kader partai dan gubernur, dan hari ini saya tidak urusan yang lain-lain," jawab Ganjar.
"Ya orang bisa menilai apapuun dari jawaban seperti itu, tapi sampai hari ini faktanya demikian. Dan semua orang menunggu. Dan semua orang tahu urusan seperti itu, urusan ibu Mega. Selesai. Saya anggota partai mba," jawab Ganjar.
Pada pernyataan awalnya, Ganjar meminta maaf kepada skuat timnas U-20 Indonesia yang akhirnya tidak bisa bermain di Piala Dunia U-20 2023.
Ganjar Pranowo juga meminta maaf kepada suporter sepak bola Indonesia karena batalnya turnamen Piala Dunia U-20 2023.
Baca Juga:Trending Penolakan Israel di Piala Dunia U-20, Artis Porno Ini Pun Sebut Mereka sebagai Negara Rasis
Saat disinggung oleh Najwa Shihab apakah Ganjar merasa unsur rasa tanggung jawab karena pernyataannya berujung Indonesia dicoret FIFA sebagai tuan rumah, politis PDI P menyebut bahwa hal itu bukan termasuk dalam otoritasnya.
"Kalau saya bisa membuat statment dan menggagalkan pekerjaan besar ini, memang otoritasnya ada di mana? Saya rasa jika otoritas itu ada di FIFA dan kemudian mereka komunikasinya dengan PSSI, tentunya sudah ada persiapan tentang hal itu," ucap Ganjar.
Ditambahkan Ganjar sebagai kader PDI P, ia hanya menceritakan bagaimana kesejarahaan Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak Israel.
"Kemudian potensi-potensi yang merugikan kita, maka kami dorong U-20 bisa berjalan. Bisa berjalan. Bisa terselenggara, tanpa Israel," tegas Ganjar.